TEH DAUN
JATI BELANDA SEBAGAI OBAT PEREDA DIARE
KARYA TULIS ILMIAH
Disusun Untuk Memenuhi Nilai Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
Tahun
Ajaran 2011/2012
SMA
N 1 SAMBUNGMACAN
Oleh
:
Nama
: Tri Puji Hastutik
NIS :
4235
Kelas
: XI IPA 4
SMA
N 1 SAMBUNGMACAN
2011/2012
HALAMAN
PENGESAHAN
Karya tulis yang berjudul “Teh Daun Jati Belanda Sebagai Obat Pereda Diare”
yang disusun oleh :
Nama :
Tri
Puji Hastutik
NIS : 4235
Kelas : XI IPA 4
Telah disahkan oleh guru pembimbing pada
:
Hari :
Tanggal :
Sebagai
pemenuhan tugas bahasa indonesia Tahun Pelajaran 2011/2012 SMA N 1 SAMBUNGMACAN.
Mengatahui,
Kepala Sekolah Guru
Pembimbing
Sugiyatno,S.Pd Eny Rahayu, S.Pd
KATA
PENGANTAR
Segala
puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya serta
atas perkenan-Nya sehingga penulis
dapat menyelesaikan Karya Tulis
Ilmiah
ini sebagai salah satu syarat untuk memenuhi
nilai mata pelajaran Bahasa Indonesia.
Penyusun
sadar bahwa Karya Tulis Ilmiah
ini masih belum sempurna dan tidak luput dari kekurangan. Saran, kritik dan
masukkan diharapkan dari pembaca demi kesempurnaannya.
Tidak lupa penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada:
1. Ayah dan Ibu tercinta yang selalu memberikan dukungan dan
motivasi.
2. Bapak
Sugiyatno, S.Pd selaku Kepala Sekolah SMA N 1 Sambungmacan.
3. Bapak
Haris Wikutomo selaku Wali Kelas XI IPA 4.
4. Ibu
Eny Rahayu, S.Pd selaku Guru Pembimbing yang telah memberikan pengarahan kepada kita semua.
5. Semua
teman-teman yang telah membantu terselesaikannya
penyusunan
Karya Tulis Ilmiah ini.
Akhirnya
penyusun berharap agar Karya Tulis
Ilmiah
ini dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi semua pihak.
Sragen, Februari 2012
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................................................... 1
HALAMAN
PENGESAHAN..................................................................................................... 2
KATA PENGANTAR ................................................................................................................. 3
DAFTAR ISI ............................................................................................................................... 4
BAB I.
PENDAHULUAN .................................................................................................. ....... 5
A.
Latar Belakang .......................................................................................................... ....... 5
B.
Rumusan Masalah...................................................................................................... 5
C.
Pembatasan Masalah ................................................................................................. 6
D.
Tujuan........................................................................................................................ ....... 6
E.
Sistematika penulisan................................................................................................. 6
F.
Metodologi................................................................................................................. ....... 7
G.
Hipotesis ................................................................................................................... ....... 7
BAB II. INTI ....................................................................................................................... ....... 8
A.
Landasan Teori .......................................................................................................... 8
B.
Pembahasan ............................................................................................................... 11
BAB III. PENUTUP............................................................................................................. ..... 13
A.
Kesimpulan ............................................................................................................... ..... 13
B.
Saran ............................................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................... ..... 14
LAMPIRAN
......................................................................................................................... 15
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG Di jaman yang serba canggih dan modern seperti
sekarang ini, banyak sekali obat dan pengobatan modern yang menggunakan bahan
kimia . Namun, ada juga cara pengobatan secara
herbal yang dapat di pilih untuk mengatasi dan mengobati berbagai
penyakit yaitu dengan menggunakan obat herbal. Obat herbal bisa di peroleh dari tanaman – tanaman yang ada
di lingkungan sekitar kita yang amat
banyak ragamnya. Dari berbagai macam jenis tanaman yang dapat di jadikan
sebagai obat herbal, kita
bisa ambil salah satu contohnya
yaitu Pohon Jati Belanda. Pohon Jati Belanda merupakan satu dari sekian banyak tanaman yang berkhasiat
untuk pembuatan obat herbal dan masih digunakan masyarakat Indonesia sebagai
obat tradisional karena daunnya dapat digunakan sebagai obat pereda
diare. Atas dasar tersebut
Penulis memutuskan untuk membuat suatu karya tulis yang akan menyampaikan tentang manfaat daun jati belanda sebagai obat pereda diare.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian diatas, mengingat
bahwa pohon jati belanda memiliki
banyak manfaat maka perumusan masalah pada karya tulis ini adalah :
1. “Apa ciri-ciri
dari daun jati belanda?”
2. “Apa manfaat daun jati belanda?”
3. “Bagaimana cara membuat teh dari daun jati belanda?”
4. “Bagaimana cara mengkonsumsi teh daun jati belanda?”
C. PEMBATASAN MASALAH Untuk
menghindari penyimpangan-penyimpangan permasalahan penulis membatasi
permasalahan yang akan dibahas, antara lain :
1. Manfaat daun jati belanda
2. Cara membuat serbuk teh dari daun jati belanda
3. Cara
mengkonsumsi teh jati belanda sebagai obat pereda diare.
D. TUJUAN
Tujuan
penulisan karya tulis ilmiah ini dilakukan untuk dapat memenuhi tujuan-tujuan
yang bermanfaat bagi pembaca. Secara terperinci, tujuan dari karya tulis ini
adalah:
1. Mengetahui ciri-ciri dari
daun jati belanda.
2. Mengetahui
manfaat daun
jati belanda.
3. Mengetahui cara membuat teh dari daun jati belanda.
4. Mengetahui
cara mengkonsumsi teh daun jati
belanda.
- SISTIMATIKA PENULISAN Agar dalam penulisan karya tulis ilmiah ini dapat lebih terarah, maka penulisan ini disusun secara sistematis. Adapun sistematikanya adalah sebagai berikut :
BAB I : PENDAHULUAN
Dalam
bab ini menjelaskan mengenai latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah,
tujuan dan manfaat penelitian, sistematika penulisan, metodologi dan hipotesis.
BAB II : ISI
Dalam
bab ini berisi tentang landasan teori permasalahan yang digunakan sebagai acuan
penyelesaian analisa dan pembahasan masalah.
BAB III :
PENUTUP
Dalam
bab ini merupakan penutup, yang berisi kesimpulan serta saran-saran dari
penulis.
BAB IV : DAFTAR PUSTAKA
Dalam bab ini berisi tentang sumber – sumber informasi yang
di dapat oleh penulis agar dapat menyelesaikam karya ilmiah ini.
BAB
V : LAMPIRAN
Dalam bab ini berisi bukti bahwa penulis telah melakukan
pepenelitian dalam menyelesaikan karya ilmiah ini.
- METODOLOGI Dalam penulisan karya ilmiah ini, penulis menggunakan beberapa metode, antara lain :
1.
Obyek
Penelitian
Obyek penelitian yang digunakan adalah pohon jati belanda.
2.
Studi
pustaka
Untuk mendapatkan data dan infomasi
yang diperlukan, Penulis menggunakan metode studi kepustakaan atau studi pustaka
yang bersumber dari internet.
G.
HIPOTESIS Adapun hipotesis yang
digunakan Penulis dalam
penelitian ini adalah: “Teh daun jati belanda sebagai obat pereda diare”
BAB II
INTI
- LANDASAN TEORI
1. Teh
Teh merupakan minuman yang sudah dikenal
dengan luas di Indonesia dan di dunia. Minuman berwarna coklat ini umum menjadi
minuman penjamu tamu. Aromanya yang harum serta rasanya yang khas membuat
minuman ini banyak dikonsumsi. Selain kelebihan tadi, ada banyak zat yang
memiliki banyak manfaat yang sangat berguna bagi kesehatan tubuh.
a.Manfaat Teh
Manfaat teh antara lain
adalah sebagai antioksidan, memperbaiki sel-sel yang rusak, menghaluskan kulit,
melangsingkan tubuh, mencegah kanker, mencegah penyakit jantung, mengurangi kolesterol dalam darah, melancarkan sirkulasi darah. Maka,
tidak heran bila minuman ini disebut-sebut sebagai minuman kaya manfaat.
2. Daun
Jati Belanda
Daun adalah
bagian tanaman yang sering dimanfaatkan. Salah satu di antaranya adalah
Jati Belanda. Khasiat herba ini telah teruji, seperti kemampuannya menekan
risiko diare, mengatasi masalah berat badan, hingga mengontrol laju kolesterol. Secara
umum, zat utama yang terkandung dari seluruh bagian
tanaman adalah tanin dan musilago. Kandungan
lainnya yaitu resin, flavonoid, karotenoid, asam
fenolat, zat pahit, karbohidrat, kafein, terpen, juga senyawa – senyawa lain
seperti sterol, beta-sitosterol, friedelin-3-alfa-asetat, friedelin
-3-beta-ol,alkoloida serta karbohidrat dan minyak lemak. Tanaman dari
kelas Dicotyledonae ini termasuk dalam famili Sterculiaceae, dan diduga berasal
dari negara Amerika yang beriklim tropis. Tanaman ini tumbuh di dataran rendah
sampai dengan ketinggian 800 mdpl. Jati belanda biasanya ditanam sebagai pohon
peneduh, tanaman pekarangan atau tumbuh liar begitu saja. Tanaman ini biasanya diperbanyak
dengan biji, cara memperbanyak dengan cangkok masih sulit dilakukan dengan
tingkat keberhasilan 50 persen. Ditambah lagi, cara setek dengan perlakuan
khusus sekalipun belum banyak membantu. Daun Jati belanda akan siap dipanen
ketika pohon sudah berumur 2-3 tahun dan akan berbuah setelah berumur kurang
lebih 5-6 tahun. Saat
ini, jati belanda masih jarang dibudidayakan secara intensif. Selain itu, bibit
tanaman juga masih jarang ditemukan dalam jumlah besar. Jika ada, harganya pun
relatif mahal, yaitu sekira Rp 8.000,00 per bibit dengan ukuran tinggi pohon
0,5 meter.
Hal
ini bisa dimaklum karena pengadaan bibit jati belanda tak semudah pengadaan
bibit tanaman lain. Namun, jika dilihat dari khasiat dan kegunaan dari tanaman
ini, harga tersebut
menjadi tak berarti.
3.Obat Obat
adalah bahan atau zat yang berasal dari tumbuhan, hewan,mineral maupun zat
kimia tertentu yang dapat digunakan untuk mengurangi rasa sakit, memperlambat
proses penyakit dan atau menyembuhkan penyakit. Obat
ada yang bersifat tradisional seperti jamu, obat herbal dan ada yang telah
melalui proses kimiawi atau fisika tertentu serta telah di uji khasiatnya. Yang
terakhir inilah yang lazim dikenal sebagai obat. Obat
harus sesuai dosis agar efek terapi atau khasiatnya bisa kita dapatkan.
4.
Diare Diare
(atau dalam bahasa kasar disebut menceret) adalah sebuah penyakit di
mana penderita mengalami rangsangan buang
air besar yang terus-menerus dan tinja atau feses yang
masih memiliki kandungan air
berlebihan. Di Dunia ke-3, diare adalah penyebab kematian paling
umum kematian balita, dan juga membunuh lebih dari 2,6 juta orang setiap
tahunnya.
a. Penyebab
Sebuah mikrograf elektron dari
rotavirus, penyebab hampir 40% dari diare pada anak di bawah umur 5 tahun. Kondisi
ini dapat merupakan gejala dari luka, penyakit, alergi (fructose, lactose),
kelebihan vitamin
C, dan mengonsumsi buah-buahan
tertentu. Biasanya disertai sakit perut dan seringkali mual dan muntah.
Memakan makanan yang
asam, pedas, atau bersantan sekaligus secara berlebihan dapat menyebabkan diare
juga karena membuat usus kaget. Hal
ini terjadi ketika cairan yang tidak mencukupi diserap oleh usus besar.
Sebagai bagian dari proses digestasi, atau karena masukan cairan, makanan tercampur
dengan sejumlah besar air. Oleh karena itu makanan yang dicerna terdiri dari
cairan sebelum mencapai usus besar. Usus besar menyerap air, meninggalkan
material yang lain sebagai kotoran yang setengah padat. Bila usus besar rusak atau radang, penyerapan
tidak terjadi dan hasilnya adalah kotoran yang berair.
Diare
kebanyakan disebabkan oleh beberapa infeksi virus tetapi juga
seringkali akibat dari racun bakteria. Dalam kondisi hidup yang bersih dan dengan makanan
mencukupi dan air tersedia, pasien yang sehat biasanya sembuh dari infeksi
virus umum dalam beberapa hari dan paling lama satu minggu. Namun untuk
individu yang sakit atau kurang gizi, diare dapat menyebabkan dehidrasi
yang parah dan dapat mengancam-jiwa bila tanpa perawatan. Diare dapat menjadi
gejala penyakit yang lebih serius, seperti disentri, kolera atau botulisme, dan juga dapat
menjadi indikasi sindrom kronis seperti penyakit Crohn. Meskipun
penderita apendisitis
umumnya tidak mengalami diare, diare menjadi gejala umum radang usus buntu. Diare juga dapat disebabkan oleh
konsumsi alkohol
yang berlebihan, terutama dalam seseorang yang tidak cukup makan. jadi apabila
mau mengkonsumsi alkohol lebih baik makan terlebih dahulu.
b. Gejala Gejala yang biasanya ditemukan adalah buang air besar terus menerus disertai dengan rasa mulas yang berkepanjangan, dehidrasi, mual dan muntah. Tetapi gejala lainnya yang dapat timbul antara lain pegal pada punggung,dan perut sering berbunyi.
c. Perawatan Perawatan untuk diare melibatkan pasien mengonsumsi sejumlah air yang mencukupi untuk menggantikan yang hilang, lebih baik bila dicampur dengan elektrolit untuk menyediakan garam yang dibutuhkan dan sejumlah nutrisi. Oralit dan tablet zinc adalah pengobatan pilihan utama dan telah diperkirakan telah menyelamatkan 50 juta anak dalam 25 tahun terakhir. Untuk banyak orang, perawatan lebih lanjut dan medikasi resmi tidak dibutuhkan.
Diare yang memerlukan pengawasan medis:
1.
Diare pada balita
2.
Diare menengah atau berat pada anak-anak
3.
Diare yang bercampur dengan darah.
4.
Diare yang terus terjadi lebih dari 2
minggu.
5. Diare yang disertai dengan penyakit umum
lainnya seperti sakit perut, demam, kehilangan
berat badan, dan lain-lain.
B. PEMBAHASAN Guazuma ulmifolia Lamk atau Theobroma
guazuma atau Guazuma tomentosa dan yang lebih dikenal di Indonesia dengan nama jati belanda atau jati sabrang yang berasal
dari familia Sterculiaceae , merupakan
tanaman yang tumbuh baik di iklim tropis seperti negara kita ini. Jati Belanda
ditemukan di Karibia,Asia Tenggara, Meksiko, Amerika Tengah dan Kolombia,
Ekuador, Peru, Bolivia, Paraguay, Argentina, dan Brasil. Telah dibudidayakan di
India selama lebih dari 100 tahun.
Jati belanda
atau jati londo dalam bahasa Jawa, dan dikenal dengan nama bastard cadar dalam
bahasa Inggris, merupakan pohon yang berbatang keras bercabang, berkayu bulat
dengan permukaan batang yang kasar, dan berwarna coklat kehijauan. Daunnya tunggal, berbentuk bulat telur berwarna hijau
muda dengan
pinggiran bergerigi, permukaan kasar, ujung rucing, pangkal berlekuk,
pertulangan menyirip berseling, dan berukuran panjang 10-16 cm serta lebar 3-6
cm, bunga
tunggal, bulat di ketiak daun, warna hijau muda. Buah kotak, bulat, keras,
permukaan berduri, warna hitam. Sejak dahulu,
masyarakat Indonesia terutama yang tinggal di Pulau Jawa telah mengenal dan
memakai air rebusan daun jati belanda yang berkhasiat sebagai obat pelangsing tubuh yang dalam
bahasa jawa biasa disebut galian singset dan menurunkan kadar lemak tubuh selain itu juga buah atau daun jati
belanda dapat di
gunakan sebagai obat untuk membantu
pengobatan diare, batuk, dan nyeri perut. Bijinya dapat digunakan sebagai obat
sakit perut, obat mencret dan kembung serta buahnya dapat digunakan sebagai
obat batuk. Selain itu, dekok kulit batang dapat digunakan sebagai obat
malaria, diare dan sifilis. Kulit batang Jati belanda membantu pengobatan
diaforetik, bengkak kaki, Jati belanda juga dapat digunakan untuk mengobati
influenza (flu), pilek, disentri, luka dan patah tulang. Daun, buah, biji, dan
kulit kayu bagian dalam merupakan bagian tanaman yang bisa dipergunakan sebagai
obat herbal. Pada
umumnya, zat utama yang terkandung dari seluruh bagian tanaman adalah tanin dan
musilago. Dengan adanya musilago, absorbsi usus terhadap makanan dapat
dikurangi. Hal ini yang yang menjadi alasan banyaknya daun jati belanda yang
dimanfaatkan sebagai obat susut perut dan pelangsing. Dalam perkembangannya,
daun jati belanda juga banyak dimanfaatkan untuk mengatasi penyakit kolesterol
dan rematik. Pemanfaatan
Daun Jati ini dapat dapat di buat
menjadi teh dan teh tersebut dapat jadikan sebagai obat pereda diare dan untuk
orang yang bermasalah pada organ ginjalnya sebaiknya tidak mengkonsumsi ramuan
teh jati belanda. Berikut ini merupakan langkah-langkah untuk mendapatkan teh
daun jati belanda yang dapat di jadikan sebagai obat diare:
1. Membuat teh celup dari daun jati belanda
sebagai obat pereda diare, cara-caranya sebagai berikut : a.
Ambil beberapa lembar daun jati belanda. b. Keringkan daun jati belanda
tersebut hingga kurang lebih 2 hari. c. Setelah daun jati belanda kering, kemudian
di tumbuk hingga halus. d.
Kemudian serbuk daun jati belanda di kemas dalam kantong kecil dengan rapi.
2. Mengkonsumsi teh daun jati belanda yaitu, dengan
cara di seduh dan di minun dua kali dalam sehari. Cara menyeduh teh daun jati
belanda sebagai berikut: a.
Masukkan teh celup daun jati belanda ke dalam gelas. b. Tuangkan air mendidih
dalam gelas. c.Tunggu beberapa saat untuk mendapatkan kepekatan dari
teh daun jati belanda. d.
Dan jika suka bisa di campur kencur dan madu secukupnya.
Tabel hasil pengobatan dengan menggunakan ramuan biji jati belanda:
No
|
Hari
ke
|
Efek
Perkembangan
|
1
|
1
|
Diare
masih akut
|
2
|
2
|
Diare masih akut
|
3
|
3
|
Diare
sudah mulai berkurang
|
4
|
4
|
Diare
sudah banyak berkurang
|
5
|
5
|
Diare
sudah mulai sembuh
|
6
|
6
|
Diare
sudah sembuh
|
7
|
7
|
Diare sudah
sembuh
|
BAB III
PENUTUP
Pada bab terakhir ini, penulis akan memberikan
beberapa kesimpulan dan saran yang akan disebutkan sebagai berikut:
A. KESIMPULAN
Guazuma ulmifolia Lamk atau Theobroma
guazuma atau
Guazuma tomentosa dan yang lebih dikenal di Indonesia dengan nama jati belanda atau jati sabrang yang
berasal dari familia Sterculiaceae , merupakan tanaman yang memiliki banyak khasiat. Daun jati belanda berkhasiat sebagai bahan pembuatan obat herbal
sehingga dapat digunakan sebagai obat tradisional untuk pelangsing, menurunkan berat badan dan mengontrol
laju kolesterol. Dan
dari hasil penelitian penulis dapat menyimpulkan bahwa ramuan
teh daun jati belanda dapat di gunakan untuk
menekan risiko diare.
B.
SARAN
Dari kesimpulan diatas, penulis memberikan beberapa
saran yang diharapkan dapat berguna bagi
pembaca di antaranya:
1.
Sebaiknya,
untuk orang yang bermasalah dengan organ ginjalnya tidak mengkonsumsi ramuan
teh daun Jati belanda.
2.
Perlu
dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh mengkonsumsi ramuan teh
daun jati belanda dalam rentang waktu yang lebih lama.
DAFTAR PUSTAKA
- http://apotekherbal.com/manfaat-daun-jati-belanda.html
- http://aslijogja.multiply.com/journal/item/27
- http://portal.cbn.net.id/cbprtl/cybermed/detail.aspx?x=Natural+Healing&y=cybermed|4|0|3|150
- http://herbalku-obat.blogspot.com/2012/02/atasi-berbagai-penyakit-dengan-daun.html
- http://id.wikipedia.org/wiki/Diare
- http://farmasi-istn.blogspot.com/2008/01/pengertian-obat.html
- http://herba-sehati.blogspot.com/2011/10/mengenal-khasiat-dan-manfaat-jati.html